Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian

12 Desember, 2007

Freeport Melepasliarkan Kangguru ke Taman Nasional Wasur

(www.kompas.com, 11-12-2007)
JAYAPURA, SELASA - PT Freeport Indonesia (PTFI) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Departemen Kehutanan (Dephut) dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Sukabumi, Jawa Barat melepasliarkan 21 kangguru tanah (Thylogale brunii) ke Taman Nasional Wasur Merauke, Provinsi Papua.

Satwa langka yang dilindungi itu diterbangkan dari Timika. Kangguru tanah tersebut merupakan hasil sitaan di sejumlah tempat di DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan dibantu oleh PPSC dan PPS Tegal Alur, Jakarta. "Sejak tahun 2003, terdapat enam kangguru tanah yang dipelihara di PPSC yang jumlahnya kemudian berkembang biak menjadi 22 ekor. Pada saat itu, 17 ekor dipulangkan ke Papua, lima ekor lainnya dipelihara di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Jawa Barat," kata Mufi, dari Humas PT Freeport Indonesia.

Sebelum dilepasliarkan ke Taman Nasional Wasur, satwa ini dipelihara sementara di suatu areal di hutan Nayaro, Mimika yang disiapkan oleh PT Freeport Indonesia bekerja sama dengan PPSC, BKSDA Papua dan masyarakat Nayaro.

Masyarakat di perkampungan Nayaro, Timika, juga dilibatkan sejak proses awal pemulangan agar tumbuh rasa memiliki untuk menjamin kelangsungan hidup para satwa itu nantinya. Selama masa habituasi, kangguru tersebut telah berkembang biak menjadi 21 ekor sementara tiga ekor menunggu masa kelahiran yang masih dikandung induknya.

Sebelumnya, pada 28 Agustus 2006, PTFI bekerja sama dengan Jaringan Pusat Penyelamatan Satwa (JPPS) dan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Departemen Kehutanan melakukan hal serupa yaitu memulangkan 2.930 ekor kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta) ke habitatnya di Papua.

Kura-kura yang memiliki hidung seperti babi tersebut semula akan diselundupkan ke Taiwan dan China sebagai bahan makanan. Kura-kura tersebut ditahan oleh pihak Bandara Soekarno-Hatta, Banten dan Bandara Juanda di Surabaya saat akan diselundupkan ke luar negeri. (ANT/IMA)
Selengkapnya...

Video : Musamus

Klik disini apabila tidak bisa menampilkan video

Rumah Semut begitu orang menyebutnya, padahal Musamus begitu sebutan penduduk lokal merupakan “istana” yang dibangun oleh koloni rayap. Menggunakan campuran dari rumput kering sebagai bahan utama dan liur sebagai semen untuk merekatkannya, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun istana rayap ini.

Keistimewaan dari rumah rayap ini adah rancangan ventilasinya yang berupa lorong-lorong yang membantu melindungi dari air hujan, dan membantu melepas panas ke udara ketika musim panas tiba. Karena berbagai keistimawaan yang dipunyainya, maka tidak heran musamus dijadikan lambang daerah Kabupaten Merauke.

Musamus ini hanya dapat ditemukan di beberapa tempat di dunia, dan untuk di Indonesia mungkin hanya ada di Merauke saja. Kita dapat menemukan Musamus di Taman Nasional Wasur dan di beberapa wilayah di Kabupaten Merauke.