Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian

Kawasan

Sejarah Pengelolaan Taman Nasional Wasur (TNW)

Taman Nasianal Wasur merupakan salah satu dari 50 TN di Indonesia yang baru dikelola dalam bentuk UPT (Unit Pelaksana Teknis) sejak tahun 1997.
Sebelumnya pengelolaan kawasan TNW dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber daya Alam Irian Jaya II C.q. Sub Seksi Konservasi Sumber daya Alam Merauke bersama – sama WWF ID. 0105 merauke.

Secara historis kawasan TNW berasal dari Kawasan Suaka Alam yang terdiri dari Kawasan Suaka Margasatwa Wasur dengan luas 206.000 ha dan Cagar Alam Rawa Biru seluas 4.000 ha sesuai keputusan Menteri Pertanian No 252/Kpts/Um/5/1978 tanggal 2 Mei 1978. Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan No 448/ Menhut-IV/90 tanggal 6 Maret 1990, kawasan tersebut dideklarasi menjadi kawasan Taman Nasional Wasur dengan luas sebesar 308.000 ha dan selanjutkan berdasarkan keputusan Mentri Kehutanan No. 282/Kpts-IV/1997 tanggal 23 Mei 1997, dilakukan penunjukan kawasan Taman Nasional Wasur di Kabupaten Merauke Provinsi Irian Jaya seluas 413.810 ha.

Pengelolaan Kawasan TNW dengan Sistem Zonasi

Pengelolaan TN. Wasur dilakukan dengan sistem Zonasi berdasarkan : SK. Dirjen PKA No:15/Kpts/DJ-V/2001, tanggal 6 Pebruari 2001

• Zona Inti : Luas ± 127.590 Ha, terbagi 2 (dua) dengan panjang keliling : Bagian Utara ± 82 Km, Bagian Selatan ± 184 Km dengan Total panjang keliling ± 266 Km
• Zona Rimba : Luas ± 211.320 Ha, terbagi 2 (dua) dengan panjang keliling : Bagian Utara ± 229,2 Km, Bagian Selatan ± 316,8 Km dengan Total panjang keliling ± 546 Km
• Zona Pemanfaatan Intensif : Luas ± 56.100 Ha, dengan total panjang keliling : ± 380 Km
• Zona Pemukiman : Luas ± 18.800 Ha, dengan total panjang keliling : ± 73,6 Km terbagi atas : Desa Kondo ± 20 Km, Tomerau ± 18 Km, Wasur ± 13,4 Km, Rawa Biru (Yereu) ± 20,4 Km, Yanggandur ± 15 Km, Sota ± 18 Km, Bokrum ± 25,8 Km, Tambat ± 23,8 Km dan Soa ± 19,2 Km.

Tujuan Pengelolaan TN Wasur

1. Menjaga kelestarian fungsi ekologi, hidrologi, tanah dan iklim
2. Meningkatkan dan mengembangkan tradisi masy yg berhubungan dgn SDA yg berkelanjutan dan upaya pendidikan konservasi utk masy umum
3. Mengembangkan kesejahteraan masy di dlm dan di sekitar kawasan TNW
4. Mengembangkan pengelolaan SDA TNW bersama masy yg memberikan manfaat langsung kpd masy scr berkelanjutan
5. Meningkatkan upaya penggalian kearifan tradisional masy dan penelitian flora fauna di TNW
6. Pengembangan TNW sbg kegiatan pariwisata alam dan budaya

Selengkapnya...

Video : Musamus

Klik disini apabila tidak bisa menampilkan video

Rumah Semut begitu orang menyebutnya, padahal Musamus begitu sebutan penduduk lokal merupakan “istana” yang dibangun oleh koloni rayap. Menggunakan campuran dari rumput kering sebagai bahan utama dan liur sebagai semen untuk merekatkannya, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun istana rayap ini.

Keistimewaan dari rumah rayap ini adah rancangan ventilasinya yang berupa lorong-lorong yang membantu melindungi dari air hujan, dan membantu melepas panas ke udara ketika musim panas tiba. Karena berbagai keistimawaan yang dipunyainya, maka tidak heran musamus dijadikan lambang daerah Kabupaten Merauke.

Musamus ini hanya dapat ditemukan di beberapa tempat di dunia, dan untuk di Indonesia mungkin hanya ada di Merauke saja. Kita dapat menemukan Musamus di Taman Nasional Wasur dan di beberapa wilayah di Kabupaten Merauke.